Panorama Alam Kelelawar di Kota Watan Soppeng
Menurut catatan sejarah, Kota Soppeng merupakan bekas Kota Kerajaan masa lampau yang memiliki wilayah kekuasaan dan pengaruh yang cukup luas. Di kota ini terdapat komplek Istana Raja (Datu) Soppeng yang dibangun pada tahun 1261 M.Di komplek ini terdapat sejumlah bangunan, diantaranya : Rumah Kuning (Bola Ridie), yang merupakan tempat penyimpanan benda-benda atribut Kerajaan Soppeng; SalassaE, yaitu bekas Istana Datu Soppeng; dan Menhir Latammapole, yaitu tempat melaksanakan hukuman bagi pelanggar adat. Di dalam Komplek ini juga terdapat komplek makam Jera LompoE yang di dalamnya terdapat makam Raja-raja (Datu) Soppeng, Luwu, dan Sidrap pada abad XVII, serta komplek makam KalokoE Watu KalokoE Watu yang di dalamnya terdapat makam We Tenri Sui, ibu kandung Arung Palakka.
Kota Watan Soppeng memiliki keunikan yang sangat khas, yaitu banyaknya Kelelawar yang terdapat di Kota ini. Sejak dahulu kelelawar dalam jumlah banyak telah menghuni kota Watansoppeng dan uniknya mereka hanya mau berdiam / bergelantungan pada pepohonan yang ada di pusat kota. Menjelang malam hari kelelawar-kelelawar ini akan berterbangan mencari makanan di pegunungan dan kembali pada pagi harinya. Konon menurut legenda setempat apabila kelelawar-kelelawar tersebut telah meninggalkan kota Watansoppeng merupakan pertanda akan datangnya musibah.
Kota Watan Soppeng merupakan ibu kota Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, yang terletak 150 km di sebelah utara Kota Makassar.
Kota Watan Soppeng memiliki keunikan yang sangat khas, yaitu banyaknya Kelelawar yang terdapat di Kota ini. Sejak dahulu kelelawar dalam jumlah banyak telah menghuni kota Watansoppeng dan uniknya mereka hanya mau berdiam / bergelantungan pada pepohonan yang ada di pusat kota. Menjelang malam hari kelelawar-kelelawar ini akan berterbangan mencari makanan di pegunungan dan kembali pada pagi harinya. Konon menurut legenda setempat apabila kelelawar-kelelawar tersebut telah meninggalkan kota Watansoppeng merupakan pertanda akan datangnya musibah.
Kota Watan Soppeng merupakan ibu kota Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, yang terletak 150 km di sebelah utara Kota Makassar.
Pemandian Alam Air Panas Lejja
Suhu air di pemandian ini bisa mencapai 60 derajat celcius sehingga sering dipercayai dapat menyembuhkan penyakit gatal-gatal dan rematik. Pemandian ini berada di daerah pegunungan, memiliki panorama alam yang indah, sejuk dan sangat menarik untuk dikunjungi untuk berrekreasi. Terletak di Desa Bulu, Kecamatan Marioriwa sekitar 44 Km dari kota Watansoppeng.
Suhu air di pemandian ini bisa mencapai 60 derajat celcius sehingga sering dipercayai dapat menyembuhkan penyakit gatal-gatal dan rematik. Pemandian ini berada di daerah pegunungan, memiliki panorama alam yang indah, sejuk dan sangat menarik untuk dikunjungi untuk berrekreasi. Terletak di Desa Bulu, Kecamatan Marioriwa sekitar 44 Km dari kota Watansoppeng.
Permandian Alam Ompo
Permandian alam ompo merupakan salah satu obyek wisata andalan yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik. Kolam ini memiliki air yang sangat jernih, dingin dan merupakan sumber air bersih bagi masyarakat kota serta diolah menjadi air minum mineral kemasan oleh salah satu perusahaan nasional. Terletak di Kelurahan Ompo, Kecamatan Lalabata sekitar 3 Km sebelah utara kota Watassopeng.
Permandian alam ompo merupakan salah satu obyek wisata andalan yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik. Kolam ini memiliki air yang sangat jernih, dingin dan merupakan sumber air bersih bagi masyarakat kota serta diolah menjadi air minum mineral kemasan oleh salah satu perusahaan nasional. Terletak di Kelurahan Ompo, Kecamatan Lalabata sekitar 3 Km sebelah utara kota Watassopeng.
Gua Coddong Citta
Merupakan salah satu fenomena alam yang terbentuk di kawasan batu gamping karst sekitar jutaan tahun yang lalu. Dahulu gua ini digunakan oleh manusia purba sebagai pemukiman, tempat berlindung dari cuaca buruk dan serangan binatang buas. Di dalam gua ini juga ditemukan tengkorak manusia dari spesies etnis bugis. Terletak di desa Citta kecamatan Liliriaja sekitar 53 Km sebelah timur kota Watansoppeng.
Merupakan salah satu fenomena alam yang terbentuk di kawasan batu gamping karst sekitar jutaan tahun yang lalu. Dahulu gua ini digunakan oleh manusia purba sebagai pemukiman, tempat berlindung dari cuaca buruk dan serangan binatang buas. Di dalam gua ini juga ditemukan tengkorak manusia dari spesies etnis bugis. Terletak di desa Citta kecamatan Liliriaja sekitar 53 Km sebelah timur kota Watansoppeng.
0 komentar:
Post a Comment